Monday 9 January 2012

AS mengusir diplomat Venezuela

Pemerintahan Obama mengeluarkan Konsul Jenderal Venezuela di Miami setelah tuduhan bahwa dia muncul dibahas kemungkinan serangan cyber di tanah AS, sementara ia ditempatkan di kedutaan negaranya di Meksiko.

Departemen Luar Negeri mengatakan hari Minggu bahwa ia telah menyatakan diplomat, Livia Acosta Noguera, persona non grata dan diberikan sampai Selasa untuk meninggalkan negara itu. Juru bicara Mark Toner mengatakan pemerintah Venezuela diberitahu keputusan pada Jumat, memberikan jam 72 dia berangkat di bawah prosedur diplomatik standar,

Tidak ada reaksi langsung dari pemerintah Venezuela.

Toner tidak akan membahas alasan pengusiran, namun mengatakan hal itu dilakukan sesuai dengan Pasal 23 dari Konvensi Wina tentang Hubungan Konsuler. Bahwa artikel tidak memerlukan negara mengusir untuk menjelaskan keputusannya.

Langkah ini menyusul investigasi FBI atas dugaan yang terkandung dalam sebuah film dokumenter ditayangkan oleh berbahasa Spanyol Univision penyiar bulan lalu. Menurut dokumenter, "Ancaman Iran," Acosta membahas serangan-cyber mungkin terhadap pemerintah AS ketika dia sebelumnya ditugaskan sebagai diplomat di Kedutaan Besar Venezuela di Meksiko.

Film dokumenter tersebut didasarkan pada rekaman percakapan dengan dia dan pejabat lainnya, dan juga menyatakan bahwa misi diplomatik Kuba dan Iran terlibat.Mengutip audio dan video yang diperoleh oleh mahasiswa di Universitas Otonom Nasional Meksiko, Univision kata Acosta sedang mencari informasi tentang server dari pembangkit listrik tenaga nuklir di AS

Setelah dokumenter disiarkan, Departemen Luar Negeri mengatakan tuduhan itu "sangat mengganggu" dan para pejabat mengatakan FBI telah membuka penyelidikan atas masalah tersebut.

Rep Ileana Ros-Lehtinen, ketua dari Komite Urusan Luar Negeri DPR, mengatakan, "Ini adalah langkah yang tepat untuk mengambil melawan Venezuela Konsul Jenderal di Miami dan menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh Iran di Amerika Latin."

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Minggu, Ros-Lehtinen menambahkan, "Pemerintahan ini harus lebih proaktif dan terlibat terhadap ancaman serius dari aktivitas Iran di wilayah tersebut dan ini merupakan langkah pertama ke arah itu."

No comments:

Image and video hosting by TinyPic